Ketum Jaringan Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan Indonesia (JAPIKI) Mahawan Karuniasa memberikan keterangan kepada wartawan di Hotel Morrissey, jalan KH. Wahid Hasyim, Jakarta, Selasa (30/4). (GATRA/Muhammad Guruh Nuary/re1)

Jakarta, Gatra.com – Wacana pemindahan ibu kota Indonesia terus bergulir. Alasan utamanya karena Jakarta sebagai jantung negara sudah tidak mendukung. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketum Jaringan Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan Indonesia (JAPIKI) Mahawan Karuniasa.

“Ya, karena semua orang mau dateng ke Jakarta, jadi melampaui daya dukung, sehingga macet, banjir, kemudian ada penuruanan air tanah dan seterusnya,” ujar dia kepada wartawan di Hotel Morrissey, Jakarta, Selasa (30/4).

Baginya, ibu kota boleh saja dipindah ke daerah lain. Syaratnya, jangan disertai dengan pusat ekonomi baru, bahkan pusat ekonomi nasional karena nantinya akan merusak ibu kota.

“Saran saya, yang pindah ibu kotanya saja, pusat-pusat bisnis, pusat-pusat ekonominya tidak usah,” ungkapnya.

Ia juga berpesan bahwa Indonesia mesti berhati-hati, sebab negara berkembang seperti ini, peran pemerintah masih dominan dalam ekonomi.

“Jadi diajak atau tidak [pusat ekonomi], banyak proyek yang berbasis APBN. Otomatis kan kantor-kantor bisnis ya akan bergeser ke sana [ibu kota baru]. Itu saja yang perlu hati-hati,” katanya.

 

Reporter: Muhammad Guruh Nuary
Editor: Iwan Sutiawan

 

Sumber: GATRAcom